Source |
Di mulai hanya dengan membuat masker homemade, yang efeknya
membuat saya sangat tidak sabar untuk kembali memakai krim dokter lagi saja.
Lamaaa banget, tidak menunjukkan hasil signifikan. Padahal kulit wajah keburu
buluk karena lepas dari krim dokter. Selama beberapa tahun setelahnya, saya
masih sering kembali memakai krim dokter dan melakukan perawatan wajah di
klinik kecantikan, walaupun tidak seintens sebelumnya. Jadi campur aduk, kadang
memakai krim dokter, kadang berhenti dan mencoba krim pasaran, kadang treatment
di klinik kecantikan, kadang scrub dan maskeran di rumah saja. Jadi, skincare
bukan hal baru bagi saya.
Tahun 2017, saya merasa bahwa
kondisi kulit wajah saya semakin tidak bagus. Menurut saya, disebabkan oleh
faktor umur, kebiasaan buruk/lifestyle, dan treatment yang tidak konsisten.
Akhirnya saya memutuskan untuk tidak akan kembali memakai krim dokter dan murni
perawatan homemade.
Ya sudah, sejak itu saya semakin
intens mempelajari skincare dan beauty. Jujur saya sudah bosan dengan craft,
dan situasi kondisi yang kurang mendukung jika saya terus menekuni craft
handmade. Saya ingin tetap produktif, tapi yang tidak ribet. Saya mencari
pekerjaan yang bisa saya bawa kemana-mana dengan mudah, plus tanpa modal. Dan
Alhamdulillah ketemu, yaitu menulis. Modal “awak waras” dan pikiran jernih,
saya sudah bisa menghasilkan. Kalau craft kan tidak mungkin hanya tulisan saja,
harus ada foto-fotonya, berarti harus praktek membuat. Sebaliknya, masalah skincare dan
kecantikan, tulisan saja sudah bisa jalan, karena tidak perlu foto tutorial. Bisa saya tulis di mana saja saya berada.
Jadi, jika blog ini berubah tema,
mohon dimaklumi. Saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sejak
awal berkenan membaca blog saya, menemani saya membangun blog ini, dari modal
receh sampai akhirnya usaha saya semakin besar. Itu adalah hal yang tidak bisa
dinilai dengan uang :)
Salam,
Prapti Kusumastuti
Komentar
Posting Komentar