KEBANJIRAN ORDER..... ANTARA BERKAH DAN MUSIBAH


Banjir order  tentu hal yang menjadi impian pebisnis/crafter pemula. Dari yang tadinya hanya satu-dua orderan, lama-lama  meningkat...puluhan, ratusan, bahkan ribuan. Yang tadinya bisa mengerjakan dengan santai, sekarang…untuk makan pun seperti tidak ada waktu.

Pengalaman saya menjadi single fighter menjalankan usaha flanel, yang sampai sekarang menjadi catatan penting dalam perjalanan “karir” saya adalah ketika membuka orderan Aneka Topping (P : “Kok yang diceritain pengalaman diri sendiri terus sih? Narsis!” N : “Lhah..kalo bukan pengalaman sendiri, pengalaman siapa? Ngarang? Daripada susah-susah mikir, mending cerita tentang pengalaman sendiri”).

Tentu sebagian dari teman-teman tahu, awal usaha PBF, selain menjual diy kit juga menerima pesanan aneka topping flanel. Waktu itu, saya melihat peluangnya sangat bagus. Felt cake/towel cake sedang booming. Sementara, banyak crafter yang tidak sempat/malas membuat topping-toppingnya. Karena, walaupun kecil-kecil, tapi cukup ribet.

Dari situ, orderan mengalir deras. Waitinglist-nya panjang, sampai Desember tahun depan. Siapa yang tidak bergairah melihat daftar antrian ‘uang’ yang siap mengalir ke rekening kita. Ini adalah berkah untuk saya. Tapi, beberapa waktu kemudian…ini adalah musibah bagi saya, dan secara tidak langsung bagi keluarga saya. Suami mulai sering ‘protes’, karena saya dianggap mengabaikannya. Flanel menjadi nomor satu, dua, dan tiga bagi saya. Suami menjadi nomor empat atau nomor lima. Bahkan kadang-kadang tidak kebagian nomor karena saya sibuk lembur di kejar deadline… Ditambah lagi, saya jatuh sakit. Tipus. Kata pak dokter, karena capek dan kebanyakan makan mie instan. Jelas, makan saja tidak sempat, apalagi masak. Jadi, hanya ketika lapar sudah menggigit, saya bangkit dan membuat mie instan. Uang telah menjadi cobaan bagi saya. Saya merasa, ada yang salah dengan cara pengelolaan usaha saya. Terutama masalah waktu.

Apa indikasi kita salah mengelola waktu/butuh asisten?
  •  Kewajiban utama mulai terbengkelai
  •  Pikiran anda mulai capek. Entah capek ingin istirahat sesaat atau capek melihat daftar orderan yang seolah tidak berujung.
  • Jadwal kacau balau, dan anda tidak punya waktu untuk diri sendiri.
Jika sudah seperti itu kejadiannya, anda harus ‘berhenti’ sejenak untuk mengevaluasi semuanya. Jangan ditunda-tunda, atau akan berlarut-larut. Evaluasi kembali :
  • Apa kewajiban utama anda 
  • Apa kebutuhan pribadi anda 
  • Jam kerja bisnis anda 
  • Kebijakan bisnis anda (dalam menerima orderan dan cara menyelesaikannya)
Apa kewajiban utama anda? Sebagai istri? Ibu? Mahasiswa? Pegawai? Alokasi waktu untuk kewajiban utama ini tentu tidak bisa diganggu gugat bukan?! Atau anda akan mengacaukan stabilitas kewajiban utama anda. 

Selanjutnya, menentukan alokasi waktu untuk diri sendiri. Kalau yang ini, bisa di diskon. Tapi jangan terlalu banyak. Ingat! Modal utama anda adalah kesehatan, kebugaran dan kejernihan pikiran. Bagaimana anda bisa sehat dan bugar, jika anda terlalu banyak ‘mendiskon’ waktu istirahat badan,misalnya. Bagaimana anda bisa mewujudkan  ide kreatif, jika pikiran anda selalu sibuk dengan deadline. Setiap orang lain-lain kebutuhannya. Mulai dari jam tidur sampai jam makan. Ada yang betah melek, sehari tidur hanya satu jam pun tak masalah. Tapi ada juga, yang kalau kurang tidur…pusing/migrain. Seperti saya, darah rendah, gampang migrain kalau kurang tidur/capek, maag…. Bagi saya, sangat penting alokasi waktu yang pas untuk diri sendiri, karena kalau tidak..kesehatan taruhannya. Bagi anda yang mempunyai kualitas fisik lebih tangguh…selamat! Silakan maksimalkan waktu anda :)

Alokasi waktu terakhir adalah untuk jam kerja bisnis kita (selanjutnya, kalau saya mengatakan jam kerja, berarti itu jam kerja bisnis kita. Bukan jam kerja utama/kantor).
“Yaaah…jatah untuk jam kerja tinggal sedikit tuh, bagaimana?! Padahal saya sudah mendiskon 50% waktu pribadi saya lho..” Well… Ingat! Ini adalah bisnis sampingan. Bagi seorang ibu/pelajar/pegawai harus selalu fit  untuk menjalankan kewajiban utamanya. Saya pernah  membaca sebuah kutipan, “menjadi pengusaha itu memang bukan sambilan, tapi sebuah pilihan”. Artinya…jika anda adalah pegawai, dan ingin mempunyai jam kerja panjang untuk bisnis anda, anda harus resign. Jika anda adalah pelajar/mahasiswa, ingin mempunyai jam kerja panjang untuk bisnis anda…anda harus keluar sekolah/nunggu lulus. Tapi, jika anda ingin menjalani keduanya…itu tadi konsekuensinya, jam kerja anda singkat. Jadi, anda harus pandai membagi waktu. Khusus ibu rumah tangga, pilihannya lebih spesial lagi, menjalani keduanya atau berhenti berbisnis :)

Lalu, jika jam kerja saja singkat…bagaimana bisa professional? Sejak kapan profesionalitas di nilai dari panjang-pendeknya jam kerja? Profesionalitas justru di nilai dari kemampuan kita mengelola waktu yang sedikit itu dan komitmen terhadap aturan yang kita buat sendiri. Profesionalitas di nilai dari cara kita melayani pelanggan, menepati janji, menindaklanjuti komplain, dan tentu saja..memberikan kepuasan kepada pelanggan. Meskipun jam kerja kita pendek, tidak masalah. Kita ukur dulu kemampuan produksi kita, setelah itu…kita buat kebijakan untuk para calon pelanggan yang akan order (Kalau bisa, jangan dikira-kira. Karena, jika tidak sesuai dengan kenyataan/lebih lambat dari yang diperkirakan, anda akan repot sendiri). Pelanggan pasti mau memahami dan menunggu kok, jika memang hasil karya anda bagus dan bisa memberikan kepastian tenggat waktu. Kalau ternyata ada pelanggan yang butuh cepat, dan anda tidak bisa memenuhi…ikhlaskan dia mencari crafter lain. Akan ada calon pelanggan lain yang siap menunggu ‘giliran’ pesanannya dikerjakan oleh anda. Hal ini berlaku untuk pebisnis/crafter pemula, yang semua masih harus dikerjakan sendiri.

Lain lagi jika anda adalah pebisnis/crafter yang keuangan ‘perusahaan’ sudah cukup mapan, mampu menggaji orang. Rekrut pegawai, dan delegasikan tugas-tugas yang bisa mereka kerjakan. Belajarlah mempercayai orang lain untuk meng-handle tugas-tugas anda. Awal-awal mungkin tidak sesuai keinginan anda (pegawai membuat kesalahan), tapi itu wajar..dia sedang belajar. Ketika pegawai sudah pandai, anda akan lebih santai menjalankan bisnis anda :) Ini baru namanya banjir order membawa berkah. Berkah untuk keluarga anda, dan untuk orang lain ^^v

Salam,
Nupi-nupi

Komentar

  1. Maturnuwun artikelnya Mbak...pas n cocok banget utk beginner macam saya. Baik Mbak akan saya terapkan di usaha sampingan saya sbg pegawe, istri n ibu dr seorang anak yg masih butuh2nya perhatian. So far mereka (suami dan anak) ga protes kalau saya ndusel sama flanel2, tapi kadang saya yg merasa jauh dengan mereka....hihihi *curcol*

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus banget, sama dengan Awind, bagi aku ini bener2 pas banget dengan situasi sekarang, aku pemula dlm usaha handmade dan sedang dlm kebimbangan utk resign dari pekerjaan sekarang atau fokus ke handmade. Salam kenal mba :)

    BalasHapus
  3. awind : hihihihi. itu mngkin lg awal2 mb, kalo udah sngt penuh orderan..baru deh, mulai pada demo. itu kalo kita dr awal tdk pinter2 bagi waktu. kalo dr awal sdh dijadwalin, insyaallah tdk akan prnah ada demo dr keluarga ^^v
    rika : yiaaaa... sy juga pernah ngerasain mb rika, tp wktu msh single.. kerja, tp pikiran ke flanel mulu. begitu saya menikah, suami sy lihat mampu kalo sy tdk kerja, langsung..resign, dan tenggelam di dunia flanel. alhamdulillah..skr sy bisa memenuhi kebutuhan rt sndr meskipun (misal) suami tdk memberi sy jatah bulanan.. ^^, suami mlh srng iri dg 'gaji' saya, hihihi...

    BalasHapus
  4. Salam kenal Mba Nupi...
    Sebelumnya saya ucapkan terimakasih, blog mba banyak menginspirasi saya yang notabene crafter pemula.
    Betul banget mba, walau belum berkeluarga, tapi dengan aktivitas saya kuliah sambil bekerja rasanya 24 jam itu kurang banget yah.
    Jadi sering nunda-nunda orderan nih karna waktunya gak ada.. :D

    BalasHapus
  5. Dyan : jiaaa... maaf mb, kelewat komentarnya :) Emang, mau 24 jam, 30 jam,atau 50 jam...kynya bakalan kurang dan td akan ada habisnya. ditunda terus makin numpuk lhooo...makin males, makin puyeng, makin-makin... hahahaha...

    BalasHapus
  6. Uh pas baca artikel mbk pas bgt ma situasi..mbk nupi n artikelnya berasa ky mahaguru yg sll dtg tpat wkt..yg telat ak aj sih telat baca n memahami tulisan mbk..nyesel knp ga dr dl bca ni..br prtama launching produk ma tetangga dpn eh diberondong pesenan mnt ini itu dr tmennya..silau ngabayangin pundi2 yg bkl terisi sneng n smgt 45 tp mkin ksni haduh bdn remuk..terisolasi cz dikejar deadline..kurang prhatian ma kelg..trnyata mmg hrs ad management wktu n kemampuan diri..mksh ya mbk ilmunya..

    BalasHapus
  7. Ika nurma : sptnya hampir smua crafter mengalami masa2 spt itu ya..... makanya pengalaman pribadi sy banyak yg 'mengamini'.. ^^d

    BalasHapus
  8. Hu'uh mbk mngkin byk jg ya yg mngalami hal serupa tp namanya manusia kdg2 kl blm kpentok ya blm memahami serius pelajaran2 itu..kl ak smentara ini ngalir aj dl deh mbk..lum bs tll fokus..jagoanku lg byk minta perhatian..kl ud merasa dicuekin cz mamanya asik ma flanel bawaannya tanyaaaaaaaa mlulu jd ga konsen deh...hehehe gpp lah rejeki ud ad yg ngatur..mbk bikn tutorial bikn rambut boneka yg pke benang wol ato bhn ap gt dunk..mbk nupi kan paling baik yg mau ngebagi ilmunya ma byk org..pahalanya psti gedhe bgt tu..

    BalasHapus
  9. Ika nurma : alah...modus... -___-
    Iya mb, gpp.....masa spt itu hanya sebentar, maksimalkan saja untuk memperhatikan si kecil ^^ kalo flanel, smp 20 th kedepan juga insyaallah msh bisa trus kepegang kan.....

    BalasHapus
  10. Hihihihi..bneran kok cb aj tnya yg pd bca artikel mbk psti byk bgt yg blg mbk baik..hihihi iya ni mbk anak kan investasi dunia akhirat..flanel utk mncoba mnambah pundi2 aj pa lg ikut suami yg krjanya pindah2 gni bisnis flanel skaligus isi wkt..ijazah perawat dijadiin hiasan aj deh..flanel lbh peaktis bs dbw kmn2 kl tiba2 ad SK mutasi hihihi...

    BalasHapus

Posting Komentar