Sangat senang dan terharu ya...kalau tahu tenyata kita bisa menghasilkan sesuatu, kerajinan flanel misalnya... Apalagi jika hasil karya kita laku di jual.. :D Masalahnya, bagaimana cara mulai memasarkannya? Apa saja yang perlu disiapkan?
Sebenarnya, tanpa persiapan apapun...hanya menyiapkan barang yang akan kita jual, kita sudah bisa mulai berdagang. Tapi hanya sekedar berdagang, bukan berbisnis. Memang beda ya? tentu saja beda.... Berdagang belum tentu berbisnis, sedangkan berbisnis pasti berdagang ^^
Bingung? Kalau berdagang, sekedar menjual barang, laku, mendapat uang. Mau untung, mau rugi...itu namanya berdagang. Tapi kalau berbisnis, lebih dari sekedar menjual. Harus mempunyai konsep, mempunyai strategi, menjalin relationship sebanyak-banyaknya dengan calon pelanggan, dan lain-lain. Maka banyak orang bilang, bisnis itu ada seninya... ;)
Kita sebagai pemula, bisa membuat persiapan sederhana sebelum memulai bisnis kecil kita. Pada saat saya ingin memulai bisnis, hal pertama yang saya lakukan adalah mengamati teman-teman/orang-orang yang menurut saya berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Saya pelajari website/blog-nya, konsep dan sistem bisnisnya, cara dia melayani konsumen, dan lain-lain. Pokoknya saya pelajari kelebihan dan kekurangannya. Setelah itu, kita akan mempunyai gambaran, seperti apa bisnis kita nanti dan bagaimana menjalannya.
Hal-hal mendasar yang perlu kita persiapkan sebelum memulai bisnis online adalah sebagai berikut :
1. Nama/Merek
Nama/merek adalah hal yang sangat penting. Karena itu adalah identitas kita. Buatlah nama/merek yang bagus. Bagus tidak harus aneh atau berbahasa asing. Bisa nama yang sederhana, tapi mudah diingat. Kalau bisa membuat nama yang unik, lebih bagus lagi. Nama unik biasanya mudah menarik perhatian dan tidak pasaran. Jadi mudah bagi pelanggan untuk mengasosiasikan nama/merek tersebut dengan kita. Misalnya, Nupi-nupi. Jarang yang memakai nama itu, atau anggap saja hanya saya yang memakai nama/merek itu. Sehingga, ketika pelanggan mendengar/membaca kata Nupi-nupi, otomatis dia akan ingat Paket Belajar Flanel. Usahakan Sahabat Nupi mantap menggunakan nama/merek yang telah di buat, sehingga kelak tidak gonta-ganti. Gonta-ganti nama/merek sangat tidak bagus untuk perkembangan bisnis kita. Bagaimana pelanggan akan mengenal apalagi mengingat kita jika setiap waktu kita ganti nama?! Ya kan? ^^
2. Membuat logo
Hal ini tidak mutlak, tapi akan lebih bagus jika kita mempunyai logo, karena logo juga bisa menjadi identitas kita. Apa yang anda pikirkan ketika melihat huruf M besar berwarna kuning? McDonals. Atau, gambar genteng rumah berwarna merah? Pizza Hut. Logo bisa kita buat sekaligus dengan mereknya. Tapi jika kita hanya ingin membuat merek saja, tanpa logo..tidak jadi soal. Yang penting merek tersebut mempunyai 'ciri khas', dari jenis font misalnya :)
3. Visi misi
4. Konsep
Konsep sangat diperlukan dalam bisnis agar langkah kita terarah. Contohnya adalah konsep bisnis Nupi-nupi, berbisnis sekaligus berbagi. Berdasarkan konsep tersebut, saya membuka onlineshop di Facebook dan membuat blog untuk share/berbagi. Konsep tersebut juga menjadi kontrol bagi saya, ketika jiwa rakus mulai menguasai...terutama ketika sedang membuat perhitungan harga suatu produk, kadang-kadang saya ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, toh pelanggan tidak tahu dan ada saja yang mau membeli. Pada saat itulah 'si konsep' mulai mengingatkan, bahwa hal itu sudah melenceng dari konsep bisnis Nupi-nupi dan secara moral pun saya akan merasa mengkhianati komitmen yang saya buat sendiri.
5. Membuat rekening bank
Hal ini mutlak, tidak perlu penjelasan lagi :) Rekening bank yang sering di pakai adalah Mandiri dan BCA.
6. Membuat akun e-mail
7. Membuat website atau blog atau akun jejaring sosial yang bisa kita manfaatkan sebagai 'lapak'
8. Menyiapkan nomor hotline.
Awalnya saya menggunakan nomor hp pribadi untuk menerima orderan. Tapi, ketika orderan semakin meningkat, saya merasa "lelah". Untuk tidur siang 1 jam saja, saya tidak bisa...karena hp selalu bunyi. Kalau tidak saya buka, khawatir itu dari teman/keluarga yang sifatnya penting. Bahkan, sampai larut malam pun saya masih belum bisa melepaskan diri dari dering hp. Mau saya matikan, tapi nanti kalau ada kabar darurat dari keluarga bagaimana?! Memang, kita harus siap dengan konsekuensi onlineshop "buka 24 jam". Tapi, kita juga butuh istirahat dan berbagi waktu dengan keluarga. Maka, akan lebih baik jika kita bisa me-menej waktu kita...untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan untuk pelanggan :)
Akhirnya, saya memutuskan membeli satu nomor lagi, khusus untuk bisnis. Sekarang saya bisa mengatur, kapan hp perlu saya matikan, tanpa khawatir jika keluarga akan menghubungi ^^
9. Menentukan media komunikasi dengan pelanggan
Maksudnya adalah media apa yang kita sediakan untuk berkomunikasi dengan calon pelanggan, terutama dalam hal transaksi. Apakah via e-mail, sms, inbox FB, bbm, komentar di FB, twitter?? Kenapa hal seperti ini 'dibikin' ribet? Sahabat Nupi akan ribet sendiri nantinya jika hal 'sepele' ini diabaikan. Berdasarkan pengalaman saya, saya menetukan media transaksi/komunikasi via sms, e-mail dan inbox. Si A memulai komunikasi dengan saya melalui e-mail, kemudian lewat sms, lain waktu melalui inbox. Antara nama e-mail, sms, dan FB beda-beda. Saya sering bingung. Apalagi jika terjadi kesalahpahaman, tentu saya harus menelusur riwayat percakapan kami. Sangat repot jika komunikasi itu terjadi di 3 tempat sekaligus. Semakin sedikit media komunikasi yang Sahabat Nupi tentukan, semakin bagus dan efektif. Kalau bisa, buatlah terpusat dalam satu media, e-mail saja, inbox saja, atau sms saja. Jika lewat e-mail/inbox, kita harus disiplin mengalokasikan waktu khusus untuk mengeceknya, dan beritahukan kebijakan tersebut kepada calon pelanggan agar mereka merasa tidak diabaikan karena tidak langsung di respon. Kalau saya, mau tidak mau harus menggunakan banyak media komunikasi, karena ada service after sales-nya, yaitu menerima konsultasi jika ada pelanggan yang mengalami kesulitan pada saat mempraktekkan paket belajar.
10. Mencari info, jasa kurir terdekat dan terbaik di sekitar tempat tinggal
Masalah ongkos kirim, sering menjadi penentu jadi tidaknya pelanggan berbelanja di onlineshop kita. Maka, pertimbangkan secara bijak...jasa kurir apa yang akan anda jadikan langganan. Mintalah pricelist kepada pengelolanya, dan tanyakan...adakah diskon yang bisa anda peroleh jika berlangganan di jasa kurir tersebut,sehingga ongkos kirim bisa lebih murah lagi :)
11. Inventarisasi
Inventaris adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian. Di sebuah perusahaan besar, gedung dan isinya juga termasuk dalam daftar inventaris. Tapi, untuk usaha skala kecil kita...cukup peralatan dan perlengkapan yang kita gunakan dalam proses produksi. Inventarisasi bertujuan untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas produksi. Inventarisasi sangat terasa manfaatnya ketika peralatan kita bertambah banyak. Kita tahu barang apa saja yang kita miliki, dan proses perawatannya pun lebih mudah. Apalagi ketika kita mempunyai banyak tenaga kerja, inventarisasi bisa menjadi alat kontrol keberadaan peralatan produksi. Atau, ketika suami mengambil gunting inventaris kita untuk menggunting kabel- atau kawat jemuran, tentu kita akan langsung menyelamatkannya, dan menggantinya dengan gunting 'pribadi'. Intinya, anda tidak dapat menjalankan bisnis dengan baik tanpa mengetahui apa yang anda miliki di daftar inventaris Anda.
12. Selalu abadikan hasil kreasi anda
Foto-foto ini kelak menjadi sangat penting ketika jenis kreasi anda semakin banyak. Kadang-kadang saya lupa pernah membuat produk A, tapi ketika membuka-buka album dokumentasi..baru deh ingat, bahwa saya pernah membuat kreasi tersebut dan ternyata sangat menarik untuk dikembangkan.
13. Siapkan buku kas
Buku kas adalah hal terpenting dalam setiap usaha. Tanpa catatan ini, anda tidak akan tahu bagaimana perkembangan usaha anda, apakah anda untung atau rugi. Dan yang paling penting dan klasik adalah disiplin dalam menggunakan uang usaha. Jangan dicampur dengan uang pribadi..atau ketika harus belanja bahan baku, anda kehabisan uang... Karena uangnya anda belikan Blackberry misalnya ^^v Hal ini bukan berarti anda tidak boleh menikmati keuntungan usaha anda. Boleh kok, silakan. Tapi anda harus tahu porsinya :)
14. Mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya.
Banyak teman banyak rejeki, sangat berlaku di dunia bisnis, baik offline maupun online. Semakin banyak teman kita, semakin besar peluang kita menjaring pelanggan :)
15. Sabar menanti
Selama dua bulan saya menunggu orderan dari pelanggan. Setiap hari membuka Facebook, tapi sepi. Jangankan order, komentar pun tak ada... Rasanya seperti mau saya 'gulung saja tikarnya'. Tapi saya selalu menghibur diri.."mungkin besok ada"...dan esoknya masih tidak ada apa2. Begitu terus setiap hari. Awal bulan ketiga adalah transaksi pertama saya. Setelah itu mulai terjadi peningkatan transaksi. Hal itu logis, karena pada awal kita buka toko online, masih sedikit orang yang mengetahui, apalagi mengenal kita. Kalau pun mereka sudah tahu, mereka tidak akan berbelanja sampai mereka yakin dengan keamanan dan kejujuran onlineshop kita. Apa yang membuat calon pelanggan yakin dan mantap berbelanja di suatu onlineshop? tentu saja track record transaksi onlineshop tersebut dengan pelanggan lain. Kata-kata yang disampaikan pelanggan ke wall, "mba...paketnya sudah sampai, terimakasih ya" itu sudah cukup membuat calon pelanggan lain percaya, apalagi jika pelanggan memberikan testimoni positif. Calon pelanggan lain akan semakin tertarik untuk berbelanja. Benar tidak? Maka, saya membiasakan untuk memberi kabar terbuka di wall onlineshop tempat saya belanja. Kalau perlu, saya selipkan testimoni positif...agar calon pelanggan lain tertarik belanja di tempat itu. Kok begitu?! Itu kan namanya 'ngramein' lapak orang lain.... Saya percaya, alam itu punya sistem...jika kita menebarkan hal positif, maka hal-hal positif pula yang akan mengelilingi kita. Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai :)
Ada tambahan lagi (maaf, kemarin lupa,hehehe). Dua hal yang menurut saya penting...
16. Nota
Siapkan nota. Baik nota yang beli jadi (kalau bisa yang rangkap dua) maupun pesan secara khusus. Untuk apa? Saya berusaha tertib administrasi. Segala pengeluaran dan pemasukan saya catat. untuk pengeluaran, biasanya saya minta nota dan saya simpan untuk arsip. Hal ini sangat memudahkan saya, terutama setelah berbelanja bahan-bahan. Harga di nota-nota tersebut sebagai acuan saya menentukan harga jual. Begitu juga ketika berbelanja online, meskipun sepele...saya agak susah juga kalau dari pihak toko online tersebut tidak menyertakan nota. Karena saya harus mengingat-ingat..."yang ini harganya berapa ya?"... bayangkan jika jumlah itemnya banyak... Kalau ada nota kan praktis, bisa jadi arsip lagi.. Dan satu lagi manfaat nota. Saya menyarankan nota rangkap dua, yang asli untuk pembeli, rangkapannya untuk kita simpan. Di akhir bulan, saya bisa dengan mudah menghitung...berapa banyak paket yang saya kirim, berapa omset penjualan bulan ini, mudah mengecek ketika ada komplain dari pelanggan jika ada yang kurang, dan lebih penting lagi..memastikan, apakah paket sudah di kirim atau belum. Jadi, meskipun pelanggan membeli pensil kapur satu biji pun, saya beri nota. Perkara nota tersebut berakhir di tempat sampah (di buang oleh pelanggan), tapi setidaknya dia sudah tahu harganya dan saya punya arsip :)
17. Kartu nama bisnis
Ini bisa penting, bisa tidak. Tergantung kebutuhan dan penilaian individu masing-masing. Awal saya memulai usaha secara profesional, saya melihat teman-teman lain mempunyai kartu nama bisnis. Saya berpikir, "untuk apa? untuk siapa? ini hanya kecil-kecilan, dan saya baru mulai." Dalam pikiran saya, kartu bisnis identik dengan usaha yang sudah besar, pengusaha yang sudah sukses. Jadi, jika saya membuat dan membagikan kartu nama itu malah memalukan. Karena saya baru mulai, dan bisnis saya masih kecil (sekali). Tapi... Ketika bertemu dengan teman-teman, saudara, atau kenalan baru...dan rumpiannya sampai ke bisnis kecil-kecilan saya, mereka pasti akan bertanya..."seperti apa sih? alamat websitenya? nama facebooknya?" akhirnya saya harus mencari secarik kertas dan menuliskannya (dan saat ini saya yakin, secarik kertas itu tidak menarik untuk ditindaklanjuti apalagi di simpan lebih lama. Karena, ketika kami berpisah..tentu ketertarikan mereka akan berganti dengan hal lain yang akan mereka temui setelahnya). Atau...pengalaman saya ketika berbelanja. Saya sedang belanja kain flanel, ada seorang perempuan (sepertinya mahasiswa), dia "kagum" melihat bermeter-meter kain flanel belanjaan saya (sementara dia hanya membeli yang lembaran), dan bertanya..."mbak membuat kreasi flanel ya?" saya jawab "iya", lalu dia bertanya lagi, "kreasinya apa mbak?"... Duh, bingung juga saya menjawabnya. Saya jawab diy felt/paket belajar, dia tampak kurang paham. Lalu saya ngaduk-aduk isi tas, mencari kertas dan bolpoin. Tapi ternyata tidak ada, meskipun sesobek. Lalu saya bilang, "Agar lebih jelas, kunjungi saja Facebook dan blog saya (sambil menyebutkan alamat blog saya)". Dia masih terbengong-bengong.. Karena sudah selesai belanja, saya meninggalkan toko tersebut. Tapi disepanjang jalan saya terus berpikir, coba saya punya kartu nama bisnis. Dan masih banyak pengalaman yang saya selali, kenapa tidak punya kartu nama bisnis. Sekarang baru saya sadari, meskipun sepele, kartu nama bisnis bisa membuka peluang-peluang baru tanpa kita sadari dan mendongkrak popularitas kita. Menurut Sahabat Nupi bagaimana? :)
Ada tambahan lagi (maaf, kemarin lupa,hehehe). Dua hal yang menurut saya penting...
16. Nota
Siapkan nota. Baik nota yang beli jadi (kalau bisa yang rangkap dua) maupun pesan secara khusus. Untuk apa? Saya berusaha tertib administrasi. Segala pengeluaran dan pemasukan saya catat. untuk pengeluaran, biasanya saya minta nota dan saya simpan untuk arsip. Hal ini sangat memudahkan saya, terutama setelah berbelanja bahan-bahan. Harga di nota-nota tersebut sebagai acuan saya menentukan harga jual. Begitu juga ketika berbelanja online, meskipun sepele...saya agak susah juga kalau dari pihak toko online tersebut tidak menyertakan nota. Karena saya harus mengingat-ingat..."yang ini harganya berapa ya?"... bayangkan jika jumlah itemnya banyak... Kalau ada nota kan praktis, bisa jadi arsip lagi.. Dan satu lagi manfaat nota. Saya menyarankan nota rangkap dua, yang asli untuk pembeli, rangkapannya untuk kita simpan. Di akhir bulan, saya bisa dengan mudah menghitung...berapa banyak paket yang saya kirim, berapa omset penjualan bulan ini, mudah mengecek ketika ada komplain dari pelanggan jika ada yang kurang, dan lebih penting lagi..memastikan, apakah paket sudah di kirim atau belum. Jadi, meskipun pelanggan membeli pensil kapur satu biji pun, saya beri nota. Perkara nota tersebut berakhir di tempat sampah (di buang oleh pelanggan), tapi setidaknya dia sudah tahu harganya dan saya punya arsip :)
17. Kartu nama bisnis
Ini bisa penting, bisa tidak. Tergantung kebutuhan dan penilaian individu masing-masing. Awal saya memulai usaha secara profesional, saya melihat teman-teman lain mempunyai kartu nama bisnis. Saya berpikir, "untuk apa? untuk siapa? ini hanya kecil-kecilan, dan saya baru mulai." Dalam pikiran saya, kartu bisnis identik dengan usaha yang sudah besar, pengusaha yang sudah sukses. Jadi, jika saya membuat dan membagikan kartu nama itu malah memalukan. Karena saya baru mulai, dan bisnis saya masih kecil (sekali). Tapi... Ketika bertemu dengan teman-teman, saudara, atau kenalan baru...dan rumpiannya sampai ke bisnis kecil-kecilan saya, mereka pasti akan bertanya..."seperti apa sih? alamat websitenya? nama facebooknya?" akhirnya saya harus mencari secarik kertas dan menuliskannya (dan saat ini saya yakin, secarik kertas itu tidak menarik untuk ditindaklanjuti apalagi di simpan lebih lama. Karena, ketika kami berpisah..tentu ketertarikan mereka akan berganti dengan hal lain yang akan mereka temui setelahnya). Atau...pengalaman saya ketika berbelanja. Saya sedang belanja kain flanel, ada seorang perempuan (sepertinya mahasiswa), dia "kagum" melihat bermeter-meter kain flanel belanjaan saya (sementara dia hanya membeli yang lembaran), dan bertanya..."mbak membuat kreasi flanel ya?" saya jawab "iya", lalu dia bertanya lagi, "kreasinya apa mbak?"... Duh, bingung juga saya menjawabnya. Saya jawab diy felt/paket belajar, dia tampak kurang paham. Lalu saya ngaduk-aduk isi tas, mencari kertas dan bolpoin. Tapi ternyata tidak ada, meskipun sesobek. Lalu saya bilang, "Agar lebih jelas, kunjungi saja Facebook dan blog saya (sambil menyebutkan alamat blog saya)". Dia masih terbengong-bengong.. Karena sudah selesai belanja, saya meninggalkan toko tersebut. Tapi disepanjang jalan saya terus berpikir, coba saya punya kartu nama bisnis. Dan masih banyak pengalaman yang saya selali, kenapa tidak punya kartu nama bisnis. Sekarang baru saya sadari, meskipun sepele, kartu nama bisnis bisa membuka peluang-peluang baru tanpa kita sadari dan mendongkrak popularitas kita. Menurut Sahabat Nupi bagaimana? :)
Semoga tips sederhana ini bermanfaat. Selamat memulai berbisnis online ^^
ihiyyyy.. tips na komplit banget ^^
BalasHapusthanks....................
BalasHapustipsnya T...o.....p.....b...g...t
Tingkyu neki, tingkyu mangguru ^^
BalasHapusWah...,ada beberapa hal nich yang belum dan harus aku terapkan. Syukron mbak ^^
BalasHapusAssalamu'alaikum....
BalasHapusWah senangnya dapat tips dari Nupi-Nupi...Trims ya mbak udah share tips2nya...membantu banget...
Subahanalloh...tipsnya OKE BGT dan bahasanya akrab n kocak abis,hehehe. Makasih mb Prapti,,,
BalasHapusMba nupi2 :D (manggilnya apa ya??? hehe)
BalasHapusklo masih bener2 baru awal (cuma punya hasil kreasi sedikit) pa dah bs mulai berbisnis, trus misal ney, hasil kreasinya masih acu kadul alias masih g rapi gimana donk?? apa nunggu rapi dulu baru mulai berbisnis??
All : terimakasih atas kunjungannya ya... :)
BalasHapusMuslimah : Tergantung niatnya ukhti :) mau serius atau cuma iseng. Kalau sejak awal niat serius, hal sekecil apapun itu...buatlah profesional.Tapi tidak harus langsung, bisa pelan-pelan. Buatlah perencanaan, dari modal sedikit, diputar...disisihkan sedikit keuntungannya untuk melengkapinya satu per satu :) hmmm, apakah ukhti tau, akan smp kapan hasil kreasinya menjadi rapi? Kerapihan itu hanya akan terjadi jika kita sering praktek.. Salah satu sebab sering praktek adl memulai bisnis itu sendiri. Tanpa memulainya, saya rasa akan butuh wktu lama untuk rapi, krn 'tekanannya' kurang...jd belajarnya juga santai.. :)
tipsnya bener2 bermanfaat mba..sukses terus Nupi-Nupi ":)
BalasHapusmakasih mb rika.. ditunggu pertanyaan2 yang 'mengundang' ide postingannya ^^v
BalasHapusHai mbak, makasih banget ya buat postingannya inii... Sungguhan deh berguna banget buat yang barusan terjun di dunia bisnis online :D
BalasHapusi do really appreciate this
thank you for sharing
^^
salam kenal ya,
hope you visit my blog :D :D :D
bermanfaat sekali,,,thanx ^^
BalasHapusAssalamualaikum,
BalasHapusSalam kenal ya mbak. Ini bermanfaat banget buat pemula kayak saya. Saya juga seneng berkreasi dari flanel, beberapa sudah jadi cuma bingung mau memasarkannya ;)
thanks mbak atas infonya, sangat membantu buat saya yg ingin memulai bisnis online ^^
BalasHapusAnnisa putri : alhamdulillah... salam kenal mb Nisa :)
BalasHapusEndah : sama-sama :)
Ry : wa'alaikumsalamwrwb... salam kenal :) masalah yg umum di alami banyak orang/crafter, termasuk sy dulu ;)
anonim : siipp.. ;)
Kak terimakasih tips nya, info nya bermanfaat bagi saya,,
BalasHapusSalam kenal kak :)
Makasih mbak tipsnya .. Saya bingung mbak, saya sdh menjalankan bisnis rumahan bidang kuliner cemilan gitu, sy jg rencana pingin go online, tapi ibu sy ngajak sy bisnis online kaos bergambar & beliau sdh survey2 jadi persiapan sdh 10% lah. Bagaimana saya? Apa lebih baik sy fokus ke bisnis saya sndri yg blm siap go online, atau turuti ibu bisnis barengan yg sdh ada persiapan walau baru sdikit?? Mohon solusinya mbak,terima kasih ..
BalasHapus1. Bisnislah sesuai passion (hobi/kesukaan)
Hapus2. Sebagai pemula, dianjurkan untuk fokus bisnis
3. Tak masalah merintis bisnis pelan2 dari nol... rencanakan dengan baik :)
Sila baca artikel ini, smoga menginspirasi :)
http://www.nupinupi.com/2012/01/tentang-fokus.html